Fadhil bin Iyadh berkata. “ Setiap amal yang diterima Allah, adalah amal yang dilaksanakan berdasarkan kebenaran dan keikhlasan, yang dimaksud amal yang benar adalah amal yang sesuai dengan syariat (aturan,ketentuan atau uud/tata cara) sedangkan yang dimaksud amal yang ikhlas, adalah amal yang ditujukan kepada Allah semata. Lillaahitta’alla”
Apabila suatu perbuatan dilakukan sesuai dengan syariat, akan tetapi tidak dilakukan dengan ikhlas, maka amal perbuatan tersebut niscaya akan ditolak, Demikian pula jika amal dilakukan dengan ikhlas tetapi tidak sesuai dengan ketentuan syariat, maka amalnya tersebut akan ditolak pula.
Anjuran ikhlas dalam Alqur’an disebutkan melalui firman Allah yang berbunyi:
—— Wa maa umiruu illaa li ya’budullaaha mukhlisiina lahud-din ——
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam menjalankan agama dengan lurus.”
(Q.S.Al-Bayyinah:5).
Sedangkan riwayat Al-Hakim dari Muadz bin Jabal, “Sesungguhnya ia pernah meminta wasiat kepada Rasulullah ketika hendak pergi ke Yaman. Maka Rasulullah bersabda : “ Laksanakan dien-mu (islam) dengan ikhlas, maka cukup bagimu amal yang sedikit.”
Dalam ayat lain Allah juga berfirman.
” Barang siapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Tuhanya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam ibadatnya,” (Q.S. Al-Kahfi:110).
Satu waktu ada seorang ulama’ yang bernama Ibrahim bin Adham beliau ditanya oleh muridnya: “Wahai tuan guru adakah resep, tips agar aku boleh berbuat dosa kepada Allah SWT?”
Kaget si Guru, “Kenapa engkau bertanya seperti itu,” “Ya ibadah rajin, aku shalat juga, puasa juga, tarawih juga tapi kalau ngliat yang montok-montok suka nggak kuat, kalau ngeliat yang seksi-seksi suka gimana gitu ya? hfffff” Si tuan guru yang cerdas menjawab: “Ada!!!” Kaget Si murid: “Ha ada??” “Iza ada resep untuk engkau bermaksiat dan berbuat dosa”. Lalu dengan penasaran si murid bertanya: “Resepnya apa wahai tuan guru?” Si Guru menjawab: “Ketika engkau bermaksiat kepada Allah, ketika engkau berbuat dosa, maka saat itu juga lepas segala nikmat yang Allah berikan dari tubuhmu, matamu itu nikmat Allah copot, telingamu nikmat Allah lepas, tanganmu nikmat Allah kakimu nikmat Allah jangan gunakan nikmat Allah tersebut untuk bermaksiat dihadapanNya”. Si murid kaget: “Itu resepnya?” “Iza” “Wahai guru mana mungkin aku harus dan mampu melepaskan nikmat yang Allah berikan ditubuhku?” Lalu apa jawaban si guru: “Kau tahu Allah memberikan nikmat kepadamu gratis free tidak bayar, lantas kenapa kau bayar nikmat yang gratis itu dengan membuat Ia marah, coba kita kalau punya sahabat yang baik saja, punya tetangga yang baik untuk menyakiti hatinya tidak tega, lantas kenapa dengan Allah yang begitu sudah baik kepada kita dengan teganya kita membuat Allah marah.
Namanya anak muda tidak puas dengan satu jawaban terus nanya lagi; “Guru kalau itu syaratnya mah keberatan, ada lagi gak syarat yang lebih enteng,,, daripada itu?”, Si guru kembali membarikan jawaban: “Tenang,, santai bro, ada syaratnya,” “Oiza?” “Iza, yang kedua kalau kamu bermaksiat silakan kamu tak perlu sholat lagi, tapi saat engkau melakukan kedurhakaan jangan kau lakukan di bumi Allah SWT, silakan cari tempat yang tidak bisa dilihat Allah SWT.” Kaget si murid “Wahai guru, mana ada tempat, dititik sudut mana yang Allah tidak mengetahui bahwa kita sedang melakukan sesuatu?” dan si guru menyampaikan ini bukan tanpa alasan, ada satu hadits Qudsi dimana Allah berfirman: “Man lam yardlo biqodlo’i walam yasykur lina’ maa’i walam yashbir ‘alaa balaa’i falyakhruj min tahtisamaa’i falyathlub Rabban siwaaya,,”
“Barang siapa ada hambaKu yang tidak ridho kepada takdir ketentuanKu dan dia tidak mau bersyukur atas nikmatKu dan dia tidak mau bersabar atas ujian dan cobaan yang Aku berikan maka kata Allah silakan dia keluar dari kolong langitKu dan silakan cari Tuhan selain Aku,,,” Masya Allah di tantang oleh Allah, kalau kalian tidak ridho dengan ketentuanKu dengan aturan ibadah yang Aku berikan silakan keluar dari bumiKu dan silakan cari Tuhan selain Aku. Mulai meneteskan air mata si murid.
Tapi namanya anak muda penasaran, “Guru itu syarat mah keberatan adalagi gk sih yang lebih enteng dari itu?” dengan senyum merekah Si guru menjawab: “Ada!!, ni yang ketiga silakan dech maksiat gakpapa, silakan dech gak usah ibadah, gak perlu melepas nikmat dari tubuhmu, ndak perlu keluar dari bumiNya Allah”, “Apa itu syaratnya wahai guru?” “Pada saat engkau bermaksiat, nanti ketika ajalmu datang itu malaikat Izrail akan menjemput, sampaikan kepadanya, tenangkan, Jangan sekarang di cabut nyawanya ditunda seminggu lagi aj za? kasih waktu saya untuk bertaubat dan berbenah diri. Bisa gak negosiasi dengan malaikat? Oo,, mentang2 kaya duit banyak, udah dech malaikat mending sekarang pulang ni saya kasih ongkos aja dah, entar besuk baru balik lagi. Bisa gak kita mnyogok malaikat? Gak bisa.
Lantas apa jawaban Si Guru: “Kalau engkau tidak mampu melakukan negosiasi dengan malikat Izroil lalu siapa yang jamin saat engkau bermaksiat tiba-tiba disitulah dia datang menjemput mencabut nyawamu?” Masya Allah makin berderai air mata, keluar dari mata si murid.
Tapi kemudian dia kembali bertanya: “Ni yang terakhir dech guru abiz itu saya gak nanya lagi, kayaknya semakin saya tanya jawabannya semakin berat, kali aja yang terakhir ini jawabanya lebih entenk, Apalagi syarat untuk aku boleh bermaksiat?” Apa jawaban si guru: “Silakan engkau tak perlu melepas nikmat di tubuhmu, engkau tidak perlu keluar dari kolong langit, dan engkau tidak perlu untuk negosiasi dengan Izroil”, “Apa syaratnya?” “Saat engkau masuk liang kubur nanti akan datang tu 2 malaikat yaitu Munkar dan Nakir yang akan bertanya tentang apa saja yang kamu lakukan saat hidup didunia, kalau itu malaikat bertanya kepadamu usir dia jangan izinkan dia untuk bertanya tentang apapun segala amal yang pernah kamu lakukan di dunia ini, diantara kita adakah yang mampu mengusir malaikat munkar dan nakir? Tidak ada, jangankan mengusir malaikat munkar dan nakir seekor nyamuk demam berdarah menempel ditubuh orang yang punya kedudukan, bahkan dikawal dipersenjatai pengawalnya tetap tidak mampu mengusir nyamuk itu Tepar juga di UGD, Nyamuk nggak bisa diusir bagaimana malaikat munkar nakir?
Nah renungan ini menjadi sebuah pelajaran buat kita semua agar senantiasa ikhlas saat kita ibadah dan ikhlas saat kita berupaya meninggalkan segala dosa dan maksiat, mudah-mudahan Allah memberikan kekuatan kepada kita, Allah memberikan kesabaran kepada kita, dan Allah memberikan keikhlasan kepada kita.
Leave a Reply