asruniartamevia's blog

Just another Telkom University Student Blog site

Gerak Lurus Beraturan Dan Gerak Lurus Berubah Beraturan

A. GERAK LURUS BERATURAN
1).  Pengertian Gerak Lurus Beraturan
Gerak lurus beraturan didefinisikan sebagai gerak suatu benda dengan kecepatan tetap. Kecepatan tetap artinya baik besar maupun arahnya tetap. Kecepatan tetap yaitu benda menempuh arak yang sama untuk selang waktu yang sama. Karena kecepatan benda tetap, maka kata kecepatan pada gerak lurus beraturan dapat diganti dengan kata kelajuan. Dengan demikian, dapat juga kita definisikan, gerak lurus beraturan sebagai gerak suatu benda pada lintasan lurus dengan kelajuan tetap.
2). Grafik perpindahan terhadap waktu pada GLB ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Tampak padagambar bahwa grafik jarak/perpindahan (s) terhadap waktu (t) berbentuk garis lurus miring ke atas melalui titik asalkoordinat O (0,0). Apabila ditinjau dari kemiringan grafik, maka tan α = v

index

Dengan demikian jika grafik jarak terhadap waktu (s-t) dari dua benda yang bergerak beraturan berbeda kemiringannya, maka grafik dengan sudut kemiringan besar menunjukkan kecepatan lebih besar.

3).Grafik Kecepatan Terhadap Waktu (v-t) pada GLB
Grafik kecepatan terhadap waktu pada GLB ditunjukkan pada gambar di atas. Tampak pada gambar bahwa grafik v-t berbentuk garis lurus mendatar. Bentuk ini menunjukkan bahwa pada GLB, kecepatan suatu benda selalu tetap untuk selang waktu kapanpun.

V = s / t

Hubungan jarak, kecepatan, dan selang waktu pada GLB
Pada gerak lurus beraturan kecepatan suatu benda selalu tetap. Jika diperhatikan kembali grafik v-t pada GLB, maka jarak/perpindahan (s) merupakan luas daerah yang dibatasi oleh v dan t.

B. GERAKLURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB)

Suatu benda melakukan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) jika percepatannya selalu konstan. Percepatan merupakan besaran vektor (besaran yang mempunyai besar dan arah). Percepatan konstan berarti besar dan arah percepatan selalu konstan setiap saat. Walaupun besar percepatan suatu benda selalu konstan tetapi jika arah percepatan selalu berubah maka percepatan benda tidak konstan. Demikian juga sebaliknya jika arah percepatan suatu benda selalu konstan tetapi besar percepatan selalu berubah maka percepatan benda tidak konstan.
Karena arah percepatan benda selalu konstan maka benda pasti bergerak pada lintasan lurus. Arah percepatan konstan = arah kecepatan konstan = arah gerakan benda konstan = arah gerakan benda tidak berubah = benda bergerak lurus .Besar percepatan konstan bisa berarti kelajuan bertambah secara konstan atau kelajuan berkurang secara konstan. Ketika kelajuan benda berkurang secara konstan, kadang kita menyebutnya sebagai perlambatan konstan. Untuk gerakan satu dimensi (gerakan pada lintasan lurus), kata percepatan digunakan ketika arah kecepatan = arah percepatan, sedangkan kata perlambatan digunakan ketika arah kecepatan dan percepatan berlawanan.
DFVHJI
Perhatikan bahwa ketika dikatakan percepatan, maka yang dimaksudkan adalah percepatan sesaat. Demikian juga sebaliknya, ketika dikatakan percepatan sesaat, maka yang dimaksudkan adalah percepatan. Nah, dalam gerak lurus berubah beraturan (GLBB), percepatan benda selalu konstan setiap saat, karenanya percepatan benda sama dengan percepatan rata-ratanya. Jadi besar percepatan = besar percepatan rata-rata. Demikian juga, arah percepatan = arah percepatan rata-rata.

Kecepatan pada suatu saat dari benda yang melakukan gerak lurus berubah beraturan dirumuskan sebagai berikut :

Vt = V0 ± at

sedangkan untuk menghitung besar perpindahan yang dialami benda yang bergerak lurus berubah beraturan

s = V0. t ± ½ at²

Sehingga memenuhi hubungan :

Vt ² = V0² ± 2 as
Dalam kehidupan sehari-hari sangat sulit ditemukan benda yang melakukan gerak lurus berubah beraturan, di mana perubahan kecepatannya terjadi secara teratur, baik ketika hendak bergerak dari keadaan diam maupun ketika hendak berhenti. walaupun demikian, banyak situasi praktis terjadi ketika percepatan konstan/tetap atau mendekati konstan, yaitu jika percepatan tidak berubah terhadapwaktu atau,Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus suatu obyek, di mana kecepatannya berubah terhadap waktu akibat adanya percepatan yang tetap. Akibat adanya percepatan rumus jarak yang ditempuh tidak lagi linier melainkan kuadratik.

C. MOMEN INERSIA

Momen inersia adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk berotasi terhadap porosnya. Akibatnya benda harus mempunyai percepatan yang mengubah arah kecepatantersebut. Arah dar i percepatan ini akanselalu tegak lurus dengan arah kecepatan,atau dengan kata l ain selalu menuju ke pusat lingkaran. Percepatan yang mempunyai sifat-sifat terseb ut di atas dinamakan Percepatan Sentripetal. Gaya yang menyebabkan benda bergerak melingkar beraturan disebut Gaya Sentripetal yang arahnya selalu ke pusat lingkaran.

I = mr2

(kecepatan sudut = kecepatan gerak benda ketika melakukan gerak rotasi. Disebut sudut karena dalam gerak rotasi, benda bergerak mengitari sudut).

Ikhlas

Fadhil bin Iyadh berkata. “ Setiap amal yang diterima Allah, adalah amal yang dilaksanakan berdasarkan kebenaran dan keikhlasan, yang dimaksud amal yang benar adalah amal yang sesuai dengan syariat (aturan,ketentuan atau uud/tata cara) sedangkan yang dimaksud amal yang ikhlas, adalah amal yang ditujukan kepada Allah semata. Lillaahitta’alla”

Apabila suatu perbuatan dilakukan sesuai dengan syariat, akan tetapi tidak dilakukan dengan ikhlas, maka amal perbuatan tersebut niscaya akan ditolak, Demikian  pula jika amal dilakukan dengan ikhlas tetapi tidak sesuai dengan ketentuan syariat, maka amalnya tersebut akan ditolak pula.

Anjuran ikhlas dalam Alqur’an disebutkan melalui firman Allah yang berbunyi:

—— Wa maa umiruu illaa li ya’budullaaha mukhlisiina lahud-din ——

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam menjalankan agama dengan lurus.”

(Q.S.Al-Bayyinah:5).

Sedangkan riwayat Al-Hakim dari Muadz bin Jabal, “Sesungguhnya ia pernah meminta wasiat kepada Rasulullah ketika hendak pergi ke Yaman. Maka Rasulullah  bersabda : “ Laksanakan dien-mu (islam) dengan ikhlas, maka cukup bagimu amal yang sedikit.”

Dalam ayat lain Allah juga berfirman.

” Barang siapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Tuhanya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam ibadatnya,” (Q.S. Al-Kahfi:110).

Satu waktu ada seorang ulama’ yang bernama Ibrahim bin Adham beliau ditanya oleh muridnya: “Wahai tuan guru adakah resep, tips agar aku boleh berbuat dosa kepada Allah SWT?”
Kaget si Guru, “Kenapa engkau bertanya seperti itu,” “Ya ibadah rajin, aku shalat juga, puasa juga, tarawih juga tapi kalau ngliat yang montok-montok suka nggak kuat, kalau ngeliat yang seksi-seksi suka gimana gitu ya? hfffff” Si tuan guru yang cerdas menjawab: “Ada!!!” Kaget Si murid: “Ha ada??” “Iza ada resep untuk engkau bermaksiat dan berbuat dosa”. Lalu dengan penasaran si murid bertanya: “Resepnya apa wahai tuan guru?” Si Guru menjawab: “Ketika engkau bermaksiat kepada Allah, ketika engkau berbuat dosa, maka saat itu juga lepas segala nikmat yang Allah berikan dari tubuhmu, matamu itu nikmat Allah copot, telingamu nikmat Allah lepas, tanganmu nikmat Allah kakimu nikmat Allah jangan gunakan nikmat Allah tersebut untuk bermaksiat dihadapanNya”. Si murid kaget: “Itu resepnya?” “Iza” “Wahai guru mana mungkin aku harus dan mampu melepaskan nikmat yang Allah berikan ditubuhku?” Lalu apa jawaban si guru: “Kau tahu Allah memberikan nikmat kepadamu gratis free tidak bayar, lantas kenapa kau bayar nikmat yang gratis itu dengan membuat Ia marah, coba kita kalau punya sahabat yang baik saja, punya tetangga yang baik untuk menyakiti hatinya tidak tega, lantas kenapa dengan Allah yang begitu sudah baik kepada kita dengan teganya kita membuat Allah marah.
      Namanya anak muda tidak puas dengan satu jawaban terus nanya lagi; “Guru kalau itu syaratnya mah keberatan, ada lagi gak syarat yang lebih enteng,,, daripada itu?”, Si guru kembali membarikan jawaban: “Tenang,, santai bro, ada syaratnya,” “Oiza?” “Iza, yang kedua kalau kamu bermaksiat silakan kamu tak perlu sholat lagi, tapi saat engkau melakukan kedurhakaan jangan kau lakukan di bumi Allah SWT, silakan cari tempat yang tidak bisa dilihat Allah SWT.” Kaget si murid “Wahai guru, mana ada tempat, dititik sudut mana yang Allah tidak mengetahui bahwa kita sedang melakukan sesuatu?” dan si guru menyampaikan ini bukan tanpa alasan, ada satu hadits Qudsi dimana Allah berfirman: “Man lam yardlo biqodlo’i walam yasykur lina’ maa’i walam yashbir ‘alaa balaa’i falyakhruj min tahtisamaa’i falyathlub Rabban siwaaya,,”
“Barang siapa ada hambaKu yang tidak ridho kepada takdir ketentuanKu dan dia tidak mau bersyukur atas nikmatKu dan dia tidak mau bersabar atas ujian dan cobaan yang Aku berikan maka kata Allah silakan dia keluar dari kolong langitKu dan silakan cari Tuhan selain Aku,,,” Masya Allah di tantang oleh Allah, kalau kalian tidak ridho dengan ketentuanKu dengan aturan ibadah yang Aku berikan silakan keluar dari bumiKu dan silakan cari Tuhan selain Aku. Mulai meneteskan air mata si murid.
      Tapi namanya anak muda penasaran, “Guru itu syarat mah keberatan adalagi gk sih yang lebih enteng dari itu?” dengan senyum merekah Si guru menjawab: “Ada!!, ni yang ketiga silakan dech maksiat gakpapa, silakan dech gak usah ibadah, gak perlu melepas nikmat dari tubuhmu, ndak perlu keluar dari bumiNya Allah”, “Apa itu syaratnya wahai guru?” “Pada saat engkau bermaksiat, nanti ketika ajalmu datang itu malaikat Izrail akan menjemput, sampaikan kepadanya, tenangkan, Jangan sekarang di cabut nyawanya ditunda seminggu lagi aj za? kasih waktu saya untuk bertaubat dan berbenah diri. Bisa gak negosiasi dengan malaikat? Oo,, mentang2 kaya duit banyak, udah dech malaikat mending sekarang pulang ni saya kasih ongkos aja dah, entar besuk baru balik lagi. Bisa gak kita mnyogok malaikat? Gak bisa.
Lantas apa jawaban Si Guru: “Kalau engkau tidak mampu melakukan negosiasi dengan malikat Izroil lalu siapa yang jamin saat engkau bermaksiat tiba-tiba disitulah dia datang menjemput mencabut nyawamu?” Masya Allah makin berderai air mata, keluar dari mata si murid.
      Tapi kemudian dia kembali bertanya: “Ni yang terakhir dech guru abiz itu saya gak nanya lagi, kayaknya semakin saya tanya jawabannya semakin berat, kali aja yang terakhir ini jawabanya lebih entenk, Apalagi syarat untuk aku boleh bermaksiat?” Apa jawaban si guru: “Silakan engkau tak perlu melepas nikmat di tubuhmu, engkau tidak perlu keluar dari kolong langit, dan engkau tidak perlu untuk negosiasi dengan Izroil”, “Apa syaratnya?” “Saat engkau masuk liang kubur nanti akan datang tu 2 malaikat yaitu Munkar dan Nakir yang akan bertanya tentang apa saja yang kamu lakukan saat hidup didunia, kalau itu malaikat bertanya kepadamu usir dia jangan izinkan dia untuk bertanya tentang apapun segala amal yang pernah kamu lakukan di dunia ini, diantara kita adakah yang mampu mengusir malaikat munkar dan nakir? Tidak ada, jangankan mengusir malaikat munkar dan nakir seekor nyamuk demam berdarah menempel ditubuh orang yang punya kedudukan, bahkan dikawal dipersenjatai pengawalnya tetap tidak mampu mengusir nyamuk itu Tepar juga di UGD, Nyamuk nggak bisa diusir bagaimana malaikat munkar nakir?
      Nah renungan ini menjadi sebuah pelajaran buat kita semua agar senantiasa ikhlas saat kita ibadah dan ikhlas saat kita berupaya meninggalkan segala dosa dan maksiat, mudah-mudahan Allah memberikan kekuatan kepada kita, Allah memberikan kesabaran kepada kita, dan Allah memberikan keikhlasan kepada kita.

Pengaplikasian birrulwalidain dalam kehidupan sehari-hari

Birrul Walidaini

(berbakti kepada kedua orang tua)
BERBAKTILAH KEPADA ORANG TUAMU, NISCAYA ANAK-ANAKMU AKAN BERBAKTI KEPADAMU

Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an :
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa.” (Q.S.An Nisa’ : 36)

Salah satu bentuk taqwa kepada Allah SWT adalah kita melaksanakan hak Allah dan hak-hak hamba-Nya. Dimana hak yang terbesar diantara hamba Allah adalah hak orang tua. Islam telah meletakkan kedua orang tua pada kedudukan yang mulia dan tinggi. Allah SWT telah menegaskan di dalam Al Qur’an bahwa setiap muslim wajib untuk mentauhidkan-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan suatu apapun. Kemudian disertai dengan perintah untuk senantiasa berbuat baik kepada kedua orang tua. Dan orang tua adalah pembawa berkah dalam kehidupan anaknya. Rasulullah SAW juga menegaskan bahwa keridhoan Allah SWT bersama keridhaan orang tuanya dan kemurkaan Allah SWT bersama kemurkaan orang tua. Yang maksudnya adalah Allah SWT akan meridhoi seseorang apabila orang tuanya meridhoinya dan sebaliknya, Allah juga akan memurkai seseorang jika orang tuanya memurkainya.

Dalam Al Qur’an banyak sekali ayat yang memperingatkan setiap muslim agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Dimana, hampir setiap perintah untuk menyembah Allah disertai dengan perintah untuk berbakti kepada kedua ibu bapak. Islam mengajarkan tidak adanya jarak antara anak dan kedua orang tuanya walaupun sedikit. Karena itu seorang anak harus senantiasa dekat dan merasa dekat dengan keduanya dalam keadaan apapun juga. Kebaktian anak terhadap orang tua pada hakekatnya bukan untuk orang tuanya semata dan bukan untuk membalas jasa kedua ibu bapaknya, tetapi untuk anak itu sendiri. Karena mustahil bagi seorang anak untuk dapat membalas segala kebaikan orang tua sekalipun dalam bentuk apapun juga.

Rasulullah Saw pernah bersabda : “Berbaktilah kepada orang tuamu, niscaya anak-anakmu akan berbakti kepadamu”. (H.R. Thabrani)

Kenyataan-kenyataan hidup membuktikan bahwa apa-apa yang dilakukan seseorang terhadap kedua orang tuannya, tak ayal dilakukan oleh anak-anaknya terhadap dirinya. Betapa banyak seorang anak secara langsung maupun tidak langsung mencaci maki kedua orang tuanya, hingga ia dikatakan sebagai pendurhaka kepadanya, lalu anak-anaknya mendurhakainya dan mengotori kejernihan hidupnya. Dan betapa banyak pula seorang anak berbuat kebajikan kepada kedua orang tuanya dengan ucapan dan perbuatan yang akibatnya anak-anaknya melakukan kebajikan dan penghormatan kepadanya.

Dalam kitab Tanbihul Ghofilin disebutkan bahwa ada sepuluh tugas yang harus dilaksanakan oleh seorang anak kepada kedua ibu bapaknya, antara lain :

1. Memberinya makan bila dibutuhkan.
2. Memberi pelayanan yang baik, bila dibutuhkan.
3. Menyahut panggilannya jika keduannya memanggil.
4. Mentaati semua perintah keduanya, kecuali perintah maksiat.
5. Berbicara dengan sopan santun dan lemah lembut.
6. Memberinya pakaian jika keduanya membutuhkan.
7. Berjalan dibelakangnya, tidak boleh mendahuluinya.
8. Mengusahakan kerelaannya dengan sesuatu yang dia sendiri rela.
9. Menjauhkan dari padanya sesuatu yang dia sendiri pun menjauhinya.
10. Mendo’akannya agar mendapat ampunan Allah SWT.

Tugas-tugas berbakti, menyantuni dan berbuat baik kepada kedua orang tua merupakan tugas utama sebelum tugas-tugas duniawi lainnya dilaksanakan. Inilah ajaran-ajaran Islam yang terkandung dalam Al Qur’an : “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia.
(Q.S. Al Isra’ : 23)

Hari ini tidak bisa kita pungkiri bahwa nilai menghormati orang tua sudah mulai luntur dalam kehidupan masyarakat yang mengarah kepada kedurhakaan. Sungguh perbuatan yang dzalim seorang anak yang membiarkan orang tuanya ketika sangat memerlukan cinta dan kasih sayang anaknya. Maka tidak heran kalau hari ini telah lahir “Si Malin Kundang dan Si Dedap” dalam bentuk baru di dunia yang modern ini. Lalu dimana kesalahannya ? Bukankah bagaimana hebat pun dan berjayanya seorang anak, tidak akan bermakna tanpa diberkati oleh orang tuanya. Mungkin ia terjadi karena cinta dan kasih sayang orang tua tidak mengalir dalam diri anaknya ketika mereka di alam kanak-kanak atau masa remaja atau mungkin anak yang sudah dipengaruhi oleh gaya kehidupan modern yang egoistis serba materialis, yang merasa mereka lebih hebat dibandingkan dengan orang tuanya. Anak dan orang tua mempunyai hubungan yang tidak akan pernah terputus selama anak senantiasa tetap mendoakan kedua orang tuannya. Dan inilah sebenarnya harapan setiap orang tua terhadap anak-anaknya. Doa anak kepada kedua orang tuannya sangat dianjurkan di dalam Islam, baik ketika mereka masih hidup apalagi ketika mereka sudah kembali ke rahmatullah. Allah SWT memperingati dalam firman-Nya : “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. (Q.S. Al Isra’ : 24) Dan Rasulullah SAW pun juga telah mengajarkan kepada kita satu do’a yang selalu kita baca setelah melaksanakan shalat : “Ya Allah, Ampunilah dosaku dan dosa kedua ibu bapakku dan kasihanilah mereka berdua seperti mereka mendidikkku di waktu kecil”.

Oleh karena itu amatlah wajar kita senantiasa berbakti, menyantuni dan berbuat baik serta berdo’a kepada Allah SWT agar mereka berdua senantiasa mendapat keampunan dan rahmat Allah SWT. Semoga kita termasuk orang yang shaleh, senantiasa berbakti kepada kedua orang tua setiap saat dan dimana saja kita berada. Amin. Semoga kita termasuk golongan orang orang yang berbakti kepadakedua orang tua sehingga anak-anak kita kelak juga demikian halnya.
Diantara keutamaan ialah ;

1. Pengulangan perintah untuk berbakti terhadap keduanya dan didahulukannya [ birul walidain ] setelah hak Allah [ ibadah ].

Mengenai perkara ini banyak dalil dari al-Qur’an atau as-sunnah yang menyebutkannya. Di antaranya ;

Firman Allah ; “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua “ [ QS. An-Nisa ; 36 ]. Kemudian Allah juga berfirman “ Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak “ [ QS. Al-Isra ; 23 ]

2. Termasuk Amalan Yang Paling Mulia :

Dari Abdullah bin Mas’ud mudah-mudahan Allah meridhoinya dia berkata : Saya bertanya kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam: Apakah amalan yang paling dicintai oleh Allah?, Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam: “Sholat tepat pada waktunya”, Saya bertanya : Kemudian apa lagi?, Bersabada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam “Berbuat baik kepada kedua orang tua”. Saya bertanya lagi : Lalu apa lagi?, Maka Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Berjihad di jalan Allah”. (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dalam Shahih keduanya).

3. Birrul walidain adalah sifat para Nabi

Hal ini sebagaimana yang telah Allah kabarkan sendiri di dalam al-Qur’an, di antaranya ialah Firman Allah yang memuji Nabi Yahya;

“ Dan sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, dan dia bukan orang yang sombong [ bukan pula ] orang yang durhaka” [ QS. Maryam; 14 ]

Allah juga bercerita tentang Nabi Isa ;

“ Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka” [ QS. Maryam; 32 ]

Allah pun menceritakan tentang Nabi Ibrahim ;

“ Dia [ Ibrahim ] berkata, ” Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan
memohonkan ampunan bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku” [ QS. Maryam; 47 ]

4. Melihat akan kesusahan yang diemban oleh kedua orang tua

Lihatlah,seorang ibu telah mengandung anaknya selama 9 bulan dalam kesusahan yang bertumpuk-tumpuk,kemudian menyusuinya,menyapih, merawat,mendidiknya hingga dewasa.

Allah berfirman :

“ Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya.Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah,dan melahirkannya dengan susah payah [ pula ]. Masa mengandung sampai menyapihnya selama 30 bulan” [ QS. Al-Ahqaf; 15 ]

Sementara seorang Bapak,berapa banyak kepayahan dipikulnya hanya demi anak-anaknya,betapa ia telah bekerja dan berpayah diri hanya demi kemaslahatan mereka,perlindungan dan pendidikannya.

5. Melihat akan besarnya pahala birrul walidain
a. Sebab keridhoan Allah

Rasulullah telah bersabda;

“ Ridho Allah terletak pada ridho orang tua, dan murka Allah terletak pada murka orang tua ] [ HR. At-Tirmidzi; 1899 ]

  1. Merupakan Salah Satu Sebab-Sebab Diampuninya Dosa

    Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman (artinya): “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya….”, hingga akhir ayat berikutnya : “Mereka itulah orang-orang yang kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga. Sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka.” (QS. Al Ahqaf 15-16)

    c. Merupakan Sebab Bertambahnya Umur dan Barokahnya Rizki
    Diantarnya hadit yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik mudah-mudahan Allah meridhoinya, dia berkata, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :“Barangsiapa yang suka Allah besarkan rizkinya dan Allah panjangkan umurnya, maka hendaklah dia menyambung silaturrahim”.

  2. Mengantarkan kita masuk surga:
    Rasulullah bersabda ” Celakalah dia, kemudian celaka, dan kemudian celaka.” Dikatakan kepadanya,”wahai Rasulullah, siapakah dia ? ” Beliau menjawab, ” mereka yang mendapati salah satu dari kedua orang tuanya yang telah tua atau malah kedua-duanya, namun ia tidak masuk surga” ] [ HR. Muslim; 2551 ]

    Surga di telapak kaki ibu :

    Dari Mu’awiyah bin Jaahimah mudah-mudahan Allah meridhoi mereka berdua, Bahwasannya Jaahimah datang kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam kemudian berkata : “Wahai Rasulullah, saya ingin (berangkat) untuk berperang, dan saya datang (ke sini) untuk minta nasehat pada anda. Maka Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Apakah kamu masih memiliki Ibu?”. Berkata dia : “Ya”. Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam : “Tetaplah dengannya karena sesungguhnya surga itu dibawah telapak kakinya”. (Hadits Hasan diriwayatkan oleh Nasa’i dalam Sunannya dan Ahmad dalam Musnadnya, Hadits ini Shohih. (Lihat Shahihul Jaami No. 1248)Wallahu’alam bisshawab.